Rabu, 06 Juni 2012

Penetapan Kadar Amoksisilin Dalam Sediaan Kapsul


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Sediaan-sediaan yang beredar di pasaran tidak diketahui berapa kadar senyawa aktif yang terkandung di dalamnya karena suatu sediaan tidak hanya mengandung zat aktifnya saja tetapi juga mengandung bahan tambahan lainnya yang berfungsi untuk menjaga kestabilan dari sediaan tersebut agar dapat memberikan efek farmakologi yang baik. Khususnya dalam sediaan kapsul penyebaran dosis per kapsulnya tidak selamanya seragam sehingga perlu dilakukannya pengujian untuk mengetahui berapa besar kadar suatu senyawa dalam sediaan tersebut.
Dengan perkembangan teknologi saat ini yang demikian pesatnya, telah banyak diciptakan berbagai macam bentuk sediaan farmasi. Oleh karena itu, proses penetapan kadar dari obat-obatan harus dilakukan secara rutin dan kontinyu agar konsumen tidak merasa dirugikan. Penetapan kadar ini dapat dilakukan dengan cara titrasi memakai berbagai metode misalnya iodometri,  bromometri, nitritometri dan sebagainya.
Pada percobaan ini akan dilakukan penetapan kadar secara kuantitatif dari suatu sediaan obat.  Dalam hal ini yang ingin ditentukan adalah penentuan kadar Amoksisilina dari sediaan kapsul Supramox ® produksi Interbat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah :
1.    Bagaimana cara menentukan kadar Amoksisilina pada sediaan kapsul Supramox ®?
2.    Bagaimana cara menganalisis kadar Amoksisilina pada sediaan kapsul Supramox ®.
3.    Apakah kadar Amoksisilina  yang dianalisis sesuai dengan persyaratan Supramox ®?
C. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah menganalisis kadar Amoksisilina dalam sediaan kapsul Supramox ®.
D. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum adalah menentukan kadar Amoksisilina dalam sediaan kapsul Supramox ®.
E. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah memberi informasi kepada masyarakat apakah kadar teofilin dalam kapsul memenuhi persyaratan yang berlaku.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Teori Umum
Obat yang dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan (Mycek,2001).
Menurut teori asam –basa Bronsted yang berlaku baik dalam larutan air atau bukan air, adalah bahwa asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton dan basa adalah senywa yang dapat menerima proton. Setelah memberikan proton, asam akan menjadi basa yang bersesuaian. Basa setelah menerima proton akan menjadi asam yang bersesuaian. (Sarjono, 1988)
Titrasi asam basa dapat dianggap sebagai interaksi pasangan asam basa menurut Bronsted Lowry.Bila titrasi dilakukan dalam pelarut air, maka perpindahan proton selalu dinyatakan melalui molekul air. Akibatnya persamaan untuk titrasi asam basa dalam pelarut air ditulis sebagai persamaan reaksi antara ion hidronium dan ion hidroksida.( Harrizul,2006)
Dalam hal asidimetri dan alkalimetri, asam didefenisikan sebagai satu ion atau molekul yang dapat memberikan proton yang disebut donor, dan basa didefenisikan sebagai suatu ion atau molekul yang dapat menerima proton yang disebutsebagai proton aseptor.Seperti mislanya air, asam sulfide, asam hidroklorida dan asam sulfat disebut sebagai molekul asam.Ammonia dan air disebut molekul basa.(Susanti, 2003).
Asidimetri suatu metode analisis titrimetri yang didasarkan pada pengukurannnya saksama jumlah volume asam yang digunakan, baik untuk zat-zat organic atau zat-zat anorganik, sedangkan pengukuran juimlah kuantitatif asam yang terdapat dalam contoh dengan cara titrasi dengan basa yang sesuai disebut alkalimetri. Dengan kata lain kedua cara ini merupakan prinsip yang sama, yaitu menetapkan kadar asam atau basa dengan cara penambahan sejumlah larutan asam atau basa baku yang setara, dari jumlah volume larutan asam atau basa yang ditambahkan ini dapat dihitung dari jumlah volume larutan asam atau basa yang ditambahkan ini dapat dihitung kadar asam atau basa. (Susanti, 2003)
Titrasi asam basaa merupakan cara yang cepat dan mudah untuk menentukan jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Kebanyakan asam dan basa organic dan onorganik dapat dititrasi dalam larutan berair, tetapi sebagaian senyawa itu, terutama senyawa organic tidak larut dalam air. Namun, demikian umumnya senyawa organic dapat larut dalam pelarut organic, karena itu senyawa organic itu dapat ditentukan dengan cara titrasi asam basa dalam pelarut air.(Susanti, 2003)
Metode penetapan kadar secara kimia terdiri atas metode analisis volumetric dan gravimetric. Metode tersebut berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia.Metode yang didasari pada pengukuran sifat fisika dikenal sebagai metode fisika kimia.Metode analisis secara fisika ini adalah metode-metode yang tidak benar-benar mengikut sertakan suatu reaksi kimia (Khopkar.S.M, 1990).
Klasifikasi metode volumetric:
1.    Titrasi asam basa yang meliputi reaksi asam basa baik kuat maupun lemah
2.    Titrasi redoks adalah titrasi yang meliputi hamper semua reaksi oksidasi reduksi. Bagian besar titrasi terliput oleh dua kategori ini.
3.    Titrasi pengendapan adalah titrasi yang meliputi pembentukan endapan, seperti titrasi Ag atau Zn dengan K4Fe(CN)6
4.    Titrasi kompleksometri sebagaian besar meliputi titrasi EDTA seperti titrasi spesifik dan juga dapat digunakan untuk perbedaan pH pada pengompleksan.
Dalam praktikum ini menggunakan sampel teobromin, teobromin merupakan turunan dari metilxantin. Turunan metilxantin mempunyai efek merangsang system saraf pusat dan banyak digunakan sebagai obat adalah kafein, teofilin dan teobromin. Dalam dosis kecil turunan ini sering digunakan sebagai tonikumdan minuman penyegar.( coca cola dan pepsi cola ) untuk meningkatkan kesegaran , mengurangi kelelahan, mengurangi nyeri kepala dan sebagai deuretik. Dalam dosis besar (200 mg ) kafein digunakan untuk merangsang pusat pernapasan. Sekarang tidak dianjurkan lagi karena menyebabkan insomnia dan kegelisahan serta menimbulkan trikardia, mual dan iritasi saluran cerna..( Siswandono, 2008)
Mekanisme kerja turunan metilxantin yaitu dapat merangsang korteks serebral dan pusat medulla. Turunan ini termasuk teofilin dapat menghambat secara kompetitif siklik dan nukleotida suatu enzim yang mengkatalisis koversi siklik3’5’AMP menjadi 5 AMP sehingga kadar 3’5’AMP dalam jaringan meningkat dan menyebabkan rangsangan fisik karena kadar glukosa dalam otak meningkat, diduga pula bahwa turunan metilxantin menimbulkan aktivitas dengan cara memblok reseptor adenosine sehingga mempengaruhi sejumlah besar fungsi fisiologi. ( Siswandono, 2008)
Dari defenisi ini selanjutnya didapat, bahwa suatu asam hanya dapat memberikan proton jika ada basa yang berfungsi sebagai asektor proton. Sebaliknya basa baru dapat menerima proton jika ada asam yang akan memberikan proton. (Sarjono, 1988)
Pada hubungan ini asam dan basa membentuk pasangan asam basa bersesuaian, yang melalui pemberian atau penerimaan suatu proton berhubungan satu sama lain. (Sarjono, 1988).
Derivat xantin terdiri dari kafein, teofilin dan teobromin ialah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan. Sejak dahulu ekstrak tumbuh – tumbuhan ini digunakan sebagai minuman. Kafein terdapat dalam kopi yang didapat dari bijiCoffea arabica. Teh dari daun Thea sinensis, mengandung kafein dan teofilin. Cocoa yang didapat dari biji Theobroma cacao mengandung kafein dan teobromin (Gunawan, 2007).
B.   Uraian Bahan

1.    Air Suling (Ditjen POM, 1979: 96)
Nama resmi             :  Aqua destillata
Nama lain                :  Aquadest, air suling
RM / BM                  :  H2O/18,02
Pemerian                 : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan         :  Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan               :  Sebagai pelarut
2.     AgNO3 (Ditjen POM, 1979: 97)
Nama resmi             :  Argenti Nitras
Sinonim                   :  Perak Nitrat
RM / BM                  :  AgNO3 / 169,87
Pemerian              : Hablur transparan atau serbuk halur berwarna putih; tidak berbau;          menjadi gelap jika kena cahaya..
Kelarutan                : Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan       : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari   cahaya.
Kegunaan               : Sebagai pereduksi
3.    Merah Fenol (Ditjen POM, 1979: 704)
     Nama resmi             : Fenolsulfonftalein
     Nama lain                : Merah fenol
     Rumus Molekul       : C19H14O5S
     Kegunaan                : Sebagai indikator
4.    Natrium Hidroksida (Ditjen POM, 1979: 412)
Nama resmi             :  Natrii Hydroxydium
Nama lain                :  Natrium Hidroxida
RM/BM                    :  NaOH / 40,00
Pemerian              :  Bentuk batang, butiran, massa hablur, atau keping kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif
Kelarutan                :  Sangat mudah larut dalam air, dan dalam etanol
Penyimpanan        :  Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan              :  Sebagai titran


C.   Uraian Sampel
1.    Theobron® kapsul ( ISO Indonesia, hal 460 )
                  Tiap mg mengandung : Theofilin 130 mg
Indikasi                           : berdaya spasmolitis terhadap otot      polos, khususnya bronchi, asma bronkial
Efek samping                :  mual, muntah, diare, sakit kepala, insomnia
                                                            Kontra indikasi               : hipersensitifitas, tukak peptikum, gastritis
Perhatian                                   : Hati–hati pemakaian pada kehamilan,      menyusui dan anak - anak 
                                                Dosis                            :  Dewasa 1 kapsul
                  No. Reg                        :  DTL 9317608101 A1
Penyimpanan              : Simpan pada suhu kamar  ( 25o – 30o C) di tempat kering, terlindung dari cahaya
                   Produksi oleh              :  PT. Interbart – Indonesia

D.   Prosedur Kerja (Ditjen POM, 1979: 598)
Timbang sekasama 250 mg, larutkan dalam 100 ml air, tambahkan 20 ml perak nitrat 0,1 N, kocok. Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan indicator 1 ml larutan merah fenol P.
1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 18,02 C7H8N4O2

BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.   Alat Yang Dipakai
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: batang pengaduk, botol semprot, bulb, buret 25 ml, corong, erlenmeyer 100 dan 250 ml, gelas kimia 100 m, pipet tetes, pipet volume 25 ml, sendok tanduk, statif,.
B.   Bahan Yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: alumunium foil, aquadest, indikator Kristal violet, kapas, kapsul Supramox ®, kertas timbang, Na Tiosulfat 0,01 N, Amoksisilin pa, Iodin 0,01 N, HCl 1,2 N, larutan baku NaOH dan tissue.
C.   Cara Kerja
1.  Penyiapan Sampel
Diambil Supramox ® sebanyak 20 kapsul, kemudian ditimbang berat tiap kapsul (a). Setelah itu cangkang kapsul dibuka dan isinya dimasukkan ke dalam cawan porselin kemudian cangkang kosong ditimbang kembali (b). berat a dikurangi dengan berat b diperoleh berat isinya (c). Selanjutnya berat isi (d) 20 kapsul dijumlahkan dan dibagi dengan 20, hasil inilah yang disebut berat rata-rata.


2.   Penetapan kadar Amoksisilina
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang 693,2  dan 691,6 mg Supramox ®, dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan air suling sebanyak 100 ml. Kemudian ditambahkan dengan 20 ml AgNO3 0,1 N. Larutan dikocok kemudian ditambahkan dengan indikator merah fenol sebanyak 1 ml hingga berwarna kuning. Kemudian dititrasi dengan menggunakan larutan baku NaOH 0,0995 N. Diamati sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi ungu merah. Dicatat volume titrannya dan dihitung % kadarnya.
Persyaratan kadar Amoksisilin C7H8N4O2.H2O tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110%.










BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A.   Hasil Praktikum
1.      Tabel hasil pengamatan
Kelompok
Berat sampel
Volume titran
% kadar
1
63,72 mg
6,9 ml
0,87%

2.      Perhitungan
Dik :   V. titran sampel Supramox® (I)          = 14,85 ml
Dit :    % kadar ?                   
Penyelesaaian :
Supramox®
-       Berat 10 kapsul + isi = 7325,0 mg (…..a)
-       Berat cangkang kosong  =  947,8 mg  (…….b)
-       Berat rata-rata
-       Berat yang ditimbang
-         Berat (mg) Hasil Titrasi
-       Berat/ tablet
-       % Kadar

B.   Pembahasan
Analisis kuantitatif  merupakan  uji yang dilakukan untuk menentukan kadar dari suatu zat tertentu pada suatu sampel. Pada percobaan ini, yang ditentukan kadarnya adalah teofilin dalam sediaan kapsul dengan menggunakan metode aside-alkalimetri
Metode titrasi asidimetri-alkalimetri (netralisasi) yaitu suatu metode untuk menetapkan kadar asam atau basa dengan cara penambahan  sejumlah larutan asam atau basa baku yang setara dari jumlah volume larutan asam atau basa
Kapsul adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat yang dimasukkan kedalam cangkang baik cangkang keras atau cangkang lunak yang dapat terbuat dari gelatin atau selulosa.
Supramox ® adalah suatu bronkodilator yang membebaskan onbstruksi saluran napas pada asma kronis,dan mengurangi gejala dari penyakit kronik.sebelumnya sandaran utama pada terapi asma Supramox ®  telah digantikan secara luas oleh agonis β dan kortikosteroid.
Pada percobaan ini sediaan yang diujikan adalah kapsul Supramox ®. Kapsul sendiri adalah suatu sediaan padat yang terdiri dari cangkang dan penutup yang mudah larut, yang mengandung 1 atau lebih bahan obat dalam bentuk serbuk.
Adapun cara kerja penetapan kadar kapsul Supramox ® yaitu pertama-tama dihitung terlebih dahulu berat rata-ratanya dengan cara diambil Supramox ® sebanyak 10 kapsul, kemudian ditimbang berat tiap kapsul (a). Setelah itu cangkang kapsul dibuka dan isinya dimasukkan ke dalam cawan porselin kemudian cangkang kosong ditimbang kembali (b). berat a dikurangi dengan berat b diperoleh berat isinya (c). Selanjutnya berat isi (c) 10 kapsul dijumlahkan dan dibagi dengan 10, hasil inilah yang disebut berat rata-rata.
Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh %kadar kapsul Supramox ® adalah dengan volume titran 5,85 ml, %kadar yang didapat yaitu 125,20 % dengan volume titran, sehingga diperoleh berat rata-rata %kadar Supramox ®  dimana kadar tersebut tidak memenuhi syarat berdasarkan literatur yaitu tidak kurang dari 90 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
Air digunakan sebagai pelarut karena Supramox ® merupakan senyawa yang larut dalam air. Larutan perak nitrat dalam percobaan ini digunakan sebagai pereduksi. Indicator kanji digunakan sebagai indicator untuk menentukan titik ekuivalen titrasi. Larutan NaOH baku digunakan sebagai penitran karena dalam percobaan ini, metode penetapan kadar dilakukan secara alkalimetri.
Adapun kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, yaitu :
-       Larutan baku yang digunakan konsentrasinya kurang tepat
-       Pengamatan titik akhir titrasi kurang tepat
-       Perlakuan yang dilakukan kurang teliti
-       Alat-alat yang digunakan kurang bersih dan sangat terbatas.
Adapun aplikasi dalam bidang farmasi dimana dapat menganalisis kadar suatu sediaan obat yaitu Supramox ® pada sediaan kapsul yang merupakan obat antiasma yang  digunakan dimasyarakat dan digolongkan sebagai obat keras .














BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.   Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu dari berat yang ditimbang sebanyak  dari sediaan kapsul Supramox ® dihasilkan  Supramox ® dan %  kadar Supramox ® yaitu yang artinya memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110,0 %.
B.   Saran
Sebaiknya metode yang digunakan lebih bervariasi agar hasilnya dapat dibandingkan










DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Kimia analisis. Fakultas Farmasi. Universitas Muslim Indonesia: Makassar

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Depkes RI: Jakarta.

Gunawan. 2007. Farmakologi Dan Terapi. Fakultas kedokteran  Universitas Indonesia : Jakarta

Mycek, M. J. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Widya  Medika: Jakarta.

Rivai,Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI-Press: Jakarta.
Khopkar, 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta
                                   
Roth, Hermann J. 1988. Analisis Farmasi. Gadjahmada University Press: Yogyakarta

Siswandono. 2008. Kimia Medisinal. Airlangga University Press: Surabaya

Susanti. 2003 Analisis Kimia Farmasi Kuantitatif. Fakultas Farmasi-UMI: Makassar.

Tjay, Tan Hoan. 2002. Obat-obat Penting. PT. Elex Media Komputindo. Gramedia. Makassar.